Friday, March 30, 2018

ELEMEN RANCANG KOTA DAN KATEGORI ELEMEN RANCANG KOTA



Perencanaan sebuah kota harus dilakukan dengan matang dan terencana, karena sebuah kota yang baik dilihat dari elemen-elemen rancang kota agar tercipta keharmonisan system rancang kota (urban Design). Perencanaan kota tidak dapat berdiri sendiri, butuh ketelitian dan perencanaan yang baik dan terstruktur untuk menciptakan suatu Kota yang baik dan rapih. Perancangan kota merupakan suatu wawasan perancangan yang menyangkut segi tampilan (appearance) lingkungan dan struktur fisik dalam tatanan bentuk makna dan lingkungan kota dalam kesatuan terpadu antara lingkunganf, kehidupan dan manusianya. Urban design berkepentingan dengan proses perwujudan ruang kota yang berkualitas tinggi dilihat dari kemampuan ruang tersebut di dalam membentuk pola hidup masyarakat urban yang sehat. Untuk itu maka unsur-unsur arsitektur kota yang berpengaruh terhadap (proses) pembentukan ruang yang dimaksud harus diarahkan serta dikendalikan perancangannya sesuai dengan skenario pembangunan yang telah digariskan.

Unsur-unsur di atas, biasa juga dikenal dengan istilah elemen rancang kota. Shirvani (1985), mengklasfikasikan elemen Urban Design dalam tujuh kategori sebagai berikut :


Tata guna lahan adalah salah satu elemen perancangan kota (Hamid Shirfani). Tata guna lahan menentukan perwujudan rencana – rencana antara dua dimensi kedalam bentuk tiga dimensi dari perwujudan fungsi yang telah dibentuk. Tata guna lahan juga diperuntunkan bagi penggunaan lahan / ruang pada suatu tempat yang secara langsung disesuaikan dengan masalah – masalah yang terkait dan bagaimanaseharusnya suatu daerah itu dikembangkan. Perencanaan suatu gunalahan merupakan proses alokasi sumber daya yang dilakukan sedemikian rupa sehingga manfaatnya dapat dirasakan seluruh masyarakat kota secara luas pada umumnya.


Tata massa bangunan pada dasarnya menyangkut aspek – aspek bentuk fisik, karena settingnya yang sangat spesifik dan meliputi ketinggian, pemunduran (setback), penutupan (coverage), dan lainnya. Selanjutnya  lebih luas menyangkut juga penampilan dan konfigurasi bangunan yang tertata, dimana disamping ketinggian, harus seimbang, terukur, dan dengan skala yang tepat. Dan juga meliputi tekstur, warna, fasade, danjuga gaya dari bangunannya.


Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Diperlukansuatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut.  Di sebagian besar negara maju sudah dicanangkan atau digencarkanpenggunaan moda transportasi umum (mass transport) dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Selain penghematan BBM, langkah ini akan membantu pengurangan pencemaran udara kota berupa partikel beracun (CO2 misalnya) maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya. Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalisir transportasi (zero transportation). Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport jugamembutuhkan tempat untuk berhenti  (parkir). Kebutuhan parkir semakin meingkat terutama di pusat-pusat kegiatan kota atau Central Bussiness District (CBD).


Ruang terbuka merupakan suatu tempat yang dijadikan sebagai paru – paru perkotaan dan merupakan tempat untuk bersantai masyarakat sekitarnya. Elemen ruang terbuka meliputi taman – taman, square, dan ruang terbuka hijau kota termasuk pepohonan, pagar, tanaman, air, lampu taman, jalan setapak, tempat sampah, tempat duduk taman, dan lain – lainnya yang ada didalamnya. Bentuk ruang terbuka lainnya dapat berupa jalur sepeda, tempat jalan bersejarah, kawasan tepi air atau pantai. Dan banyak lagi bentuk lain dari ruang terbuka dalam perancangan kota.Area Pedestrian (Pedestrian Area) Jalur pedestrian adalah salah satu elemen penting perancangan kota dan bukan hanya bagian dari program keindahan dari kota tersebut. Sistem pedestrian yang baik dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan di pusat kota, meningkatkan perjalanan ke pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan, menciptakan aktivitas pada street level dan terakhir membantu memperbaiki kualitas udara. Elemen pedestrian seharusnya membantu interaksi antara elemen – elemen dasar rancang kota. Kata kunci dalam perencanaan pedestrian adalah keseimbangan antara pedestrian dan transportsi kendaran.


Tanda-tanda petunjuk jalan, arah kesuatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di jalan kawasan pusat kota semakin membuat semarak atmosfir lingkungan kota tersebut. Peraturan yang mengatur tentang tandatanda tersebut pada sebagian besar kota di Indonesia belum mengatur pada masalah teknis. Akibatnya perkembangan papan-papan reklame mengalami persaingan yang berlebihan, baik dalam penempatan titiktitiknya, dimensi atau ukuran billboardnya, kecocokan bentuk, dan pengaruh visual terhadap lingkungan kota.


Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Penciptaan kegiatan pendukung aktfitas tidak hanya menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, tetapi juga harus mempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya : pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat perkantoran, perpustakaan dan sebagainya.


Konservasi suatu individual bangunan harus selalu dikaitkan dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan beberapa aspek,antara lain: bangunan-bangunan tunggal, struktur dan gaya arsitektur, hal yang berkaitan dengan kegunaan, umur bangunan atau kelayakan bangunan. Beberapa kategori konservasi antara lain preservasi (preservation), konservasi (conservation), rehabilitasi (rehabilitation), revitalisasi (revitalitation) dan peningkatan (improvement).






No comments:

Post a Comment

Baca juga :